Sistem pengisian AC paling banyak digunakan, baik sistem pengisian dengan regulator mekanik (konvensional) maupun dengan IC regulator.
Komponen sistem pengisian regulator mekanik terdiri dari :
- Alternator yang berfungsi merubah energi gerak menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan merupakan arus bolak-balik (AC), untuk merubah arus AC menjadi arus DC digunakan diode yang dipasang menjadi satu bagian dengan alternator.
- Regulator berfungsi untuk mengatur tegangan dan arus yang dihasilkan alternator dengan cara mengatur kemagnetan pada rotor altenator. Regulator juga berfungsi untuk mengatur hidup dan matinya lampu indikator pengisian.
- Sekering untuk memutus aliran listrik bila rangkaian dialiri arus berlebihan akibat hubungan singkat.
- Kunci kontak untuk menghubungkan atau memutus aliran ke lampu indicator dank e regulator. Aliran listrik ke regulator diteruskan ke altenator berfungsi untuk menghasilkan magnet pada altenator.
- Baterai menyimpan arus listrik dan stabilizer tegangan yang dihasilkan sistem pengisian.
ALTERNATOR
Alternator
yang berfungsi merubah energi gerak menjadi energi listrik. Listrik
yang dihasilkan merupakan arus bolak-balik (AC), untuk merubah arus AC
menjadi arus DC digunakan diode yang dipasang menjadi satu bagian dengan
Alternator.
Bila
pada generator DC sebuah penghantar dibentuk “U”, di ujung penghantar
dipasang komutator, pada komutator menempel sikat. Sikat “A” merupakan
sikat positip dan sikat “B” adalah sikat negatip, maka pada generator AC
(altenator) kedua ujung penghantar dihubungkan ke slip ring dan jenis
sikat sudah tidak jelas karena berubah ubah sesuai posisi penghantar.
Saat penghantar diputar maka penghantar tersebut akan memotong medan
magnet sehingga menghasilkan induksi elektromagnetik. Arah arus yang
dihasilkan akan berubah-ubah, pada posisi (1) arah arus menuju sikat
“A”, namun pada posisi (2) arah arus berubah menuju sikat “B”. Perubahan tersebut dapat digambarkan dalam fungsi gelombang sinus.
Pada
altenator terdapat 4 terminal yaitu terminal B,E,F dan N. Terminal B
merupakan terminal output altenator yang dihubungkan ke baterai, beban
dan regulator terminal B. Terminal E berhubungan dengan sikat negatip,
bodi alternator dan terminal E regulator. Terminal F berhubungan dengan
sikat positip dan dihubungkan ke terminal F regulator, Terminal N
berhubungan dengan neutral stator coil, saat altenator menghasilkan
listrik maka terminal N juga menghasilkan listrik, listrik yang
dihasilkan terminal N dialirkan ke regulator terminal N, untuk mematikan
lampu indicator pengisian.
Pada
regulator terdapat 6 terminal mempunyai terminal B,E,F,N, IG dan L.
Empat dari 6 terminal tersebut berhubungan dengan terminal altenator
yaitu B, E,F, N. Dua terminal regulator yang lain yaitu terminal IG
dan L, berhubungan dengan terminal IG kontak dan lampu.
KOMPONEN UTAMA ALTERNATOR
Pulley
Berfungsi untuk tempat V belt penggerak alternator yang memindahkan gerak putar mesin untuk memutar alternator.
Kipas (fan)
Berfungsi untuk mendinginkan komponen altenator yaitu diode maupun kumparan pada alternator.
Rotor
Fungsi
rotor untuk menghasilkan medan magnet, kuat medan magnet yang
dihasilkan tergantung besar arus listrik yang mengalir ke rotor coil. Listrik ke rotor coil disalurkan melalui sikat yang selalu menempel pada slip ring. Terdapat
dua sikat yaitu sikat positip berhubungan dengan terminal F, sikat
negatip berhubungan dengan massa atau terminal E. Semakin tinggi
putaran mesin, putaran rotor altenator semakin tinggi pula, agar listrik
yang dihasilkan tetap stabil maka kuat magnet yang dihasilkan semakin
berkurang sebanding dengan putaran mesin.
Bila
rotor dirangkai seperti gambar diatas, maka arus listrik akan mengalir
dari positip baterai, variable resistor, amper meter, slip ring, rotor
coil, slip ring dan ke negatip baterai. Adanya aliran listrik pada rotor
menyebabkan rotor menjadi magnet, saat tahanan pada variable resistor
kecil maka arus yang mengalir sangat besar, magnet pada rotor sangat
kuat, namun bila tahanan variable resistor besar maka arus yang mengalir
ke rotor coil menjadi kecil sehingga kemagnetan juga menjadi kecil.
Pada saat tahanan variable resistor kecil maka voltmeter yang dipasang
pada slip ring menunjukan tegangan yang besar, sebaliknya saat tahanan
variable resistor besar maka tegangan pada slip ring menjadi kecil.
Stator
Stator berfungsi sebagai kumparan yang menghasilkan listrik saat terpotong medan magnet dari rotor. Stator
terdiri dari stator core (inti stator) dan stator coil. Disain stator
coil ada 2 macam yaitu model “delta” dan model “Y”. Pada model “Y”,
ketiga ujung kumparan tersebut disambung menjadi satu. Titik sambungan
ini disebut titik “N” (neutral point). Pada model delta ketiga ujung
lilitan dijadikan satu sehingga membentuk segi tiga (delta). Model ini
tidak memiliki terminal neutral (N). Stator coil menghasilkan arus
listrik AC tiga phase. Tiap ujung stator dihubungkan ke diode positip dan diode negatip.
Dioda (rectifier)
Dioda
berfungsi untuk menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh stator coil
menjadi arus DC, disamping itu juga berfungsi untuk menahan agar arus
dari baterai tidak mengalir ke stator coil. Sifat diode adalah
meneruskan arus listrik satu arah. Gambar 4.12 a. merupakan diode
positip yang dirangkai seri dengan lampu pada sebuah baterai 12 V.
rangkaian tersebut merupakan rangkaian bias maju (forward direction voltage)
sehingga diode dapat mengalirkan arus listrik, lampu menyala. Bila
hubungan kabel ditukar yang kabel yang berhubungan dengan positip
dipindah ke negatip dan sebaliknya maka diode mendapat bias mundur (reverse direction voltage) sehingga diode tidak dapat mengalirkan arus listrik, maka lampu padam.
Pada
altenator jumlah diode terdiri dari 6 atau 9 buah diode yang
digabungkan. Menurut pemasangannya diode ini dapat dibagi menjadai 2
bagian yaitu diode positip dan diode negatip. Membeda diode posistip
dan negatip saat terpasang pada dudukannya dengan cara dioda negatip
plat pemegang bodi diode dibautkan langsung ke bodi alternator tanpa
isolator, sedangkan pada diode positip plat pemegang bodi diode dipasang
ke rumah alternator dengan menggunakan isolator. Membedahkan diode
lebih akurat menggunakan Ohm meter.
Prinsip kerja penyearah arus listrik pada stator coil |
Saat
rotor altenator berputar maka terjadi induksi elektromagnetik pada
stator coil, gambar 4.13 a, menunjukkan bahwa ujung stator coil “A”
negatip dan ujung stator coil “C” menghasilkan arus positip, arus yang
dihasilkan stator coil “C” disearahkan oleh diode positip “C” , kemudian
dialirkan ke baterai (battery). Rotor terus berputar sehingga
stator coil “C” yang tadinya menghasilkan arus positip menjadi
menghasilkan arus negatip, arus positip dihasilkan oleh stator coil
“B”, arus yang dihasilkan stator coil
“B” disearahkan oleh diode positip “B” , kemudian dialirkan ke baterai.
Demikian seterusnya sehingga secara bergantian stator coil mengasilkan
gelombang listrik dan disearakan oleh diode, selisih gelombang satu
dengan yang lain 120ยบ.
Sikat (brush)
Sikat berfungsi untuk mengalir arus listrik dari regulator ke rotor coil. Pada altenator terdapat dua sikat, yaitu :
- Sikat positip yang berhubungan dengan terminal F alternator
- Sikat negatip berhubungan dengan bodi altenator dan terminal E
Sikat
selalu menempel dengan slip ring, saat rotor berputar maka akan terjadi
gesekan antara slip ring dengan sikat, sehingga sikat menjadi cepat
aus. Kontak sikat dengan slip ring harus baik agar listrik dapat
mengalir dengan baik, agar kontak sikat dengan slip ring baik maka
sikat ditekan oleh pegas.
Sikat
merupakan bagian yang sering menjadi penyebab gangguan pada altenator,
karena cepat aus. Sikat yang sudah pendek dapat menyebabkan aliran
listrik ke rotor coil berkurang, akibat tekanan pegas yang melemah.
Berkurangnya aliran listrik ke rotor coil menyebabkan kemagnetan rotor
berkurang dan listrik yang dihasilkan altenator menurun. Bila sikat
suda pendek harus segera diganti, sebab kalau sampai sikat habis maka
slip ring akan bergesekan dengan pegas sikat sehingga menjadi aus. Sikat
yang sudah habis dapat menyebabkan liran listrik ke rotor coil
terputus, kemgnetan rotor hilang, altenator tidak dapat menghasilkan
listrik, tidak terjadi proses pengisian.
Sikat
patah dan pecahnya rumah sikat sering dijumpai akibat kesalahan saat
merakit altenator. Saat rotor dilepas sikat akan keluar akibat tekanan
pegas, pada kondisi tersebut bila seseorang merakit rotor, maka bearing
rotor akan menekan sikat sehingga sikat patah dan hal ini dapat pula
menyebabkan rumah sikat pecah, untuk menghindari hal tersebut maka sikat
harus dimasukkan ke rumahnya dan ditahan menggunakan kawat yang
dimasukan melaui lubang kecil yang sedah tersedia, bila sikat sudah
tertahan oleh kawat maka rotor dapat dimasukkan dengan aman.
Regulator
Regulator
berfungsi untuk mengatur arus dan tegangan yang dihasilkan oleh
altenator. Arus yang dihasilkan altenator sampai putaran 2000 rpm
sebesar 10 A atau kurang, namun saat beban lampu dihidupkan maka arus
yang dihasilkan pada putaran 2000 rpm sebesar 30 A atau lebih sesuai
kapasitas dari altenator dan beban listriknya. Tegangan yang dihasilkan
altenator dijaga tetap stabil pada 13,8-14,8 Volt.
Regulator
mekanik 6 terminal mempunyai terminal E, F, N, B, IG dan L. Pada
regulator ini terdiri dari dua bagian yaitu voltage regulator yang
berfungsi untuk mengatur arus dan tegangan pengisian dan voltage relay
yang berfungsi untuk mengatur hidup dan matinya lampu indicator
pengisian sebagai indikasi sistem pengisian berfungsi.
Pola
susunan terminal pada regulator tipe A adalah IG,N,F dan E,L,B,
sedangkan pola susunan terminal pada regulator tipe B adalah B,L,E dan
F,N,IG. Meskipun terminal regulator mempunyai pola tertentu, namun kita
sering mengalami kesulitan dalam menentukan terminal regulator, sehingga
kita kesulitan menentukan apakah regulator tertentu tipa A atau tipe B.
Cara menentukan terminal regulator mekanik 6 terminal adalah:
1. Tentukan
mana bagian voltage regulator, mana bagian voltage relay. Voltage
regulator mudah dikenali karena mempunyai ciri mempunyai resistor.
2. Identifikasi terminal pada voltage regulator, dimana voltage regulator mempunyai 3 terminal yaitu IG, F dan E.
Terminal
|
Ciri-ciri
|
IG
|
Berhubungan dengan resistor, dapat platina tepi yang saat normal/ belum bekerja posisi menempel dengan platina tengah
|
F
|
Berhubungan dengan resistor, dapat platina tengah
|
E
|
Berhubungan dengan massa/ bodi regulator, berhubungan dengan ujung kabel lilitan voltage regulator maupun voltage relay
|
3. Identifikasi terminal pada voltage relay, dimana voltage relay mempunyai 3 terminal yaitu B, L dan N.
Terminal
|
Ciri-ciri
|
B
|
Berhubungan platina tepi yang saat normal/ belum bekerja posisi tidak menempel dengan platina tengah
|
L
|
Berhubungan dengan platina tengah
|
N
|
Berhubungan dengan kabel lilitan voltage relay
|
0 Response to "SISTEM PENGISIAN GENERATOR AC (ALTERNATOR)"
Post a Comment
Terima kasih telah berkunjung di Bestmechanic.blogspot.com semoga apa yang anda baca bermanfaat. Silahkan bergabung dengan Bestmechanic.blogspot.com dengan cara klik SUKA dalam LIKE BOX. dan saya tunggu kritik dan sarannya. Terima kasih.