SISTEM PENGISIAN DENGAN REGULATOR TIPE KONTAK POINT

Sistem pengisian dengan regulator tipe kontak point terdiri dari :
  1. Kunci Kontak
  2. Fuse (sekering)
  3. CHG lamp
  4. Voltage regulator
  5. Socket Voltage regulator
  6. Alternator
  7. Terminal B
  8. Fusible link
CARA KERJA

1. Kunci kontak “ON” dan mesin belum berputar
Saat kunci kontak “ON” mesin belum berputar dan pada stator coil di alternator belum ada tegangan induksi, sehingga aliran arus yang terjadi adalah :
Battery > KS > fuse > IG regulator > a > P1 > F regulator > F alternator > rotor coil > E alternator > massa (arus filed / ground / - battery)
Dan ketika rotor coil menjadi magnet akibat dialiri arus diatas, maka aliran arus selanjutnya adalah :
Battery > KS > charge lamp > L regulator > P2 > c > E regulator > massa (arus filed / ground / - battery)
Arus diatas akan membuat lampu indikator pengisian (charge lamp) menyala. Ini menandakan bahwa baterai siap diisi.
Perlu diingat : "Lampu indikator akan padam ketika proses pengisian berlangsung, dan akan menyala ketika baterai telah terisi penuh atau tidak terjadi pengisian ke baterai"
 2. Mesin Hidup Putaran Rendah

Saat mesin hidup dengan putaran rendah pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga aliran arus yang terjadi adalah :

N alternator > N regulator > C2 (kumparan voltage relay) > E regulator > massa (arus filed / ground / - battery)

Aliran arus diatas membuat kumparan pada voltage relay menjadi magnet dan menarik P2 dari c ke d, sehingga lampu indikator pengisian (charge lamp) menjadi padam karena tidak ada arus listrik yang melewatinya. Kemudian arus dari d diteruskan melalui P2 sehingga terjadi aliran arus seperti berikut :

B alternator > B regulator > d > P2 > C1 (kumparan voltage regulator) > E regulator > massa (arus filed / ground / - battery)

Aliran arus diatas membuat kumparan pada voltage regulator menjadi magnet, namun belum mampu menarik P1, sehingga terjadi aliran arus seperti berikut :

B alternator > KS > fuse > IG regulator > a > P1 > F regulator > F alternator > rotor coil >E alternator > massa (arus filed / ground / - battery)

Aliran arus diatas membuat kumparan pada rotor coil menjadi magnet. Sehingga terjadi aliran arus :

B alternator > beban > massa (arus filed / ground / - battery)

3. Mesin Hidup Putaran Sedang

Saat mesin hidup dengan putaran sedang, pada stator coil terjadi tegangan induksi, sehingga terjadi aliran arus :

N alternator > N regulator > C2 (kumparan voltage relay) > E regulator > massa (arus filed / ground / - battery)

Aliran arus diatas akan membuat kumparan pada voltage relay menjadi magnet dan menarik P2 dari c ke d, sehingga lampu indikator (charge lamp) pengisian menjadi padam. Hal tersebut menyebabkan arus pada d mengalir melalui P2, sehingga terjadi aliran arus seperti berikut :

B alternator > B regulator > d > P2 > C1 (kumparan voltage regulator) > E regulator > massa (arus filed / ground / - battery)

Aliran arus diatas membuat kumparan pada voltage regulator menjadi magnet dan menarik P1 lepas dari a namun belum tersambung dengan b (mengambang di tengah-tengah). Sehingga arus yang mengalir ke rotor coil menjadi kecil karena harus melewati tahanan (resistor) dan menyebabkan magnet pada kumparan rotor coil juga menjadi kecil. Aliran arusnya seperti berikut :

B alternator > KS >fuse > IG regulator > tahanan (resistor) > F regulator > F alternator > rotor coil > E alternator > massa (arus filed / ground / - battery)

Dan ketika aliran arus di atas terjadi, maka terjadi pula aliran arus berikut ini :

B alternator > beban > massa (arus filed / ground / - battery)

4. Mesin Hidup Dengan Putaran Tinggi

Saat mesin hidup dengan putaran tinggi pada stator coil terjadi tegangan induksi yang besar, sehingga terjadi aliran arus :

N alternator > N regulator > C2 (kumparan voltage relay) > E regulator > massa (arus filed / ground / - battery)

Aliran arus diatas membuat kumparan pada voltage relay menjadi magnet dan menarik P2 dari c ke d, sehingga lampu indikator pengisian (charge lamp) menjadi padam. Hal ini juga membuat arus pada d mengalir melalui P2 sehingga membentuk aliran arus seperti berikut :

B alternator > B regulator > d > P2 > C1 (kumparan voltage regulator) > E regulator > massa (arus filed / ground / - battery)

Aliran arus diatas membuat kumparan pada voltage regulator menjadi magnet dan menarik P1 dari a ke b, sehingga terjadi aliran arus berikut :

B alternator > KS > fuse > IG regulator > tahanan (resistor) > P1 > b > E regulator > massa (arus filed / ground / - battery)

aliran arus diatas menyebabkan kumparan pada rotor coil tidak menjadi magnet karena arus yang diperlukan untuk merubahnya menjadi magnet telah ditahan oleh resistor dan dinetralkan ke massa. Hal ini juga menyebabkan alternator tidak menghasilkan energi listrik. Dengan kata lain alternator tidak melakukan pengisian. Sehingga terjadi aliran arus seperti berikut :

B alternator > beban > massa (arus filed / ground / - battery)

0 Response to "SISTEM PENGISIAN DENGAN REGULATOR TIPE KONTAK POINT"

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung di Bestmechanic.blogspot.com semoga apa yang anda baca bermanfaat. Silahkan bergabung dengan Bestmechanic.blogspot.com dengan cara klik SUKA dalam LIKE BOX. dan saya tunggu kritik dan sarannya. Terima kasih.