Polri Didesak Usut Peretas Bakrie Grup

Pembajakan di perusahaan tersebut merupakan preseden buruk bagi dunia usaha. Komisi Hukum DPR sudah mendengar kabar terjadinya pembajakan jalur telepon dan akun email perusahaan Bakrie Grup oleh para peretas. Karenanya, Anggota Komisi III DPR Indra menyerukan Bareskrim Polri serius menyelidikinya. Menurut Indra, pembajakan jaringan telepon dan email perusahaan tersebut merupakan preseden buruk bagi dunia usaha, apalagi menyangkut perusahaan besar nasional.

"Ini bukan karena perusahaan Bakrie. Tapi cyber crime ini sangat berbahaya. Ketika jaringan internet milik perusahaan besar saja dibobol, itu kan berbahaya," kata Indra dalam keterangannya di Jakarta, hari ini. Dia juga berjanji akan meminta Pimpinan Komisi III DPR untuk mempertanyakan masalah itu dalam rapat kerja mendatang dengan Mabes Polri, seusai reses DPR. Menurutnya, saat ini telah banyak korban kejahatan internet dengan cara pembobolan atau mengakses informasi elektronik milik pihak lain untuk kepentingan tertentu. "Polri harus lebih cekatan dibanding para peretas.

Peralatan yang dimiliki Bareskrim sudah cukup. Untuk kejahatan internet yang dilakukan oleh para teroris saja Bareskrim mampu mengungkap, apalagi kejahatan cyber yang hanya membobol atau mengakses informasi perusahaan," kata Indra.

Berdasarkan keterangan Indra, diketahui karyawan bagian Finance PT Bumi Resources Tbk Fuad Helmy membuat laporan di Bareskrim Polri pada 11 Oktober 2012 bernomor No. Pol: TBL/405/X/2012/Bareskrim soal tindak pidana pencurian dan/atau perusakan dan/atau dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum mengakses komputer dan/atau sistem elektronik milik orang lain.

Waktu kejadian tertulis dalam laporan polisi itu pada Agustus 2012. Perkara pembajakan itu mencuat seiring merenggangnya hubungan bisnis antara pihak Bakrie dan Nathaniel Rotschild, seorang rekan bisnis Bakrie di Bumi Plc.

Tweet