SNMPTN : Jalur Ujian Tulis VS Jalur Undangan

SELEKSI Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) setidaknya menjadi tempat perebutan bagi para siswa yang baru lulus dan alumni untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat selanjutnya. Segala cara ditempuh para peserta SNMPTN agar lolos dan masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN) yang diinginkan. Mulai dari mengikuti bimbingan di tempat bimbingan yang berkualitas, joki pada saat ujian tulis berlangsung, atau pun sogok kepada pihak yang memiliki kewenangan dalam pelulusan. Semua cara tersebut sah-sah saja sebagai usaha untuk lolos. Bahkan telah menjadi hal yang lazim bila kita mendengar ada penjokian atau pun sogok-menyogok. Usaha dengan mengikuti bimbingan sebelum SNMPTN sekiranya adalah cara terbaik yang ditempuh oleh peserta daripada harus main joki atau sogok.
Namun, akan menjadi berita duka bagi alumni dengan kebijakan SNMPTN yang hanya menggunakan jalur satu pintu, yakni jalur undangan. Betapa tidak, mereka yang tahun kemarin tidak lulus, saat ini mengikuti bimbingan dengan harapan tahun depan (2013) akan mengikuti SNMPTN melalui jalur tertulis. Ada pula seorang anak yang memiliki kemampuan akademik yang bagus, tetapi hanya karena keterbatasan biaya harus menganggur satu tahun dengan harapan tahun depan mengikuti SNMPTN melalui jalur tertulis.

Harapan-harapan mereka sekiranya harus tertunda karena jalur tertulis untuk SNMPTN ditiadakan. Bagi mereka yang mampu, mungkin bisa mengikuti tes tertulis di Perguruan Tinggi Swasta (PTS), tetapi bagaimana dengan mereka yang hidupnya pas-pasan yang harapannya bisa masuk di PTN karena biayanya yang jauh lebih murah dibanding PTS? Apakah harapan mereka yang tidak mampu harus dikubur dalam-dalam dan memilih untuk menganggur? Sesungguhnya ketidakadilan sangat jelas terlihat dalam model seleksi SNMPTN yang hanya menggunakan jalur undangan.

Sejatinya, seleksi SNMPTN sebagai syarat masuk perguruang tinggi merupakan jembatan awal bagi pemerintah dalam hal ini pihak kampus untuk mempersiapkan sumberdaya yang benar-benar berkualitas. Melihat berbagai fenomena seperti perjokian atau pun sogok-menyogok, sedikit mungkin membuat kita berpikir untuk menghilangkan jalur tertulis dalam SNMPTN. Dengan harapan jalur undangan yang melihat prestasi siswa tiga tahun selama di SMA mampu akan menjamin kualitas yang benar-benar mumpuni. Benarkah demikian?

Bagaimana dengan tes tertulis pada saat SNMPTN? Apakah tidak mampu memperlihatkan kualitas individu secara jelas? Nilai siswa selama tiga tahun selama di SMA bisa saja di manipulasi oleh pihak sekolah. Siapa yang tahu bila hal itu terjadi? Sangat mudah bagi pihak sekolah untuk memudahkan bagi siswanya untuk masuk ke PTN hanya dengan memberikan nilai yang bagus di rapor. Bukankah ini nanti akan memunculkan konflik di setiap sekolah?

Dalam proses seleksi SNMPTN, baik melalui jalur undangan atau pun jalur tertulis, sedianya keduanya memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing. Pemerintah tidak harus menghilangkan jalur tertulis dan hanya menggunakan jalur undangan, tetapi bagaimana pemerintah harus membenahi sistem dalam proses seleksinya, baik itu tertulis atau pun jalur undangan.

Muhammad Hidayanto
Mahasiswa Ilmu Pemerintahan
STPMD “APMD” Yogyakarta



0 Response to "SNMPTN : Jalur Ujian Tulis VS Jalur Undangan"

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung di Bestmechanic.blogspot.com semoga apa yang anda baca bermanfaat. Silahkan bergabung dengan Bestmechanic.blogspot.com dengan cara klik SUKA dalam LIKE BOX. dan saya tunggu kritik dan sarannya. Terima kasih.